Oleh : Shiddiq Amien
M.B. Ali dan T. Deli dalam Kamus Bahasa Indonesia terbitan Citra Umbara Bandung menjelaskan tentang makna Aurat adalah bagian tubuh manusia yang harus ditutup ( (tidak boleh kelihatan ) , kemaluan, organ-organ seks. Sedangkan erotis berkenaan dengan seks dan rangsangan birahi. Dari dua batasan tersebut maka pornografi, pornoaksi dan erotisme, sangat terkait erat dengan pamer aurat dan rangsangan birahi.
M.B. Ali dan T. Deli dalam Kamus Bahasa Indonesia terbitan Citra Umbara Bandung menjelaskan tentang makna Aurat adalah bagian tubuh manusia yang harus ditutup ( (tidak boleh kelihatan ) , kemaluan, organ-organ seks. Sedangkan erotis berkenaan dengan seks dan rangsangan birahi. Dari dua batasan tersebut maka pornografi, pornoaksi dan erotisme, sangat terkait erat dengan pamer aurat dan rangsangan birahi.
Banyak pihak mempertanyakana
batasan aurat dan erotisme tersebut, terutama dari kalangan orang yang awan atau
pura-pura awam terhadap nilai-nilai Islam, atau mereka yang menjadikan standar
dan barometer banyak hal dengan rasio ( rasionalis ) dan rasa ( hedonis ) tentu
saja menjadi tidak jelas alias kabur, karena pikiran dan perasaan manusia tidak
sama. Sesuatu yang dinilai baik oleh pikiran dan perasaan seseorang belum tentu
baik menurut pikiran dan perasaan orang lain.. Islam sebagai agama Allah telah
memberi batasan yang jelas tentang aurat, khususnya aurat wanita yakni sekujur
tubuh kecuali wajah dan tangan sampai pergelangan, seperti dinyatakan Nabi saw
kepada St. Asma binti Abi Bakar dalam riwayat Abu Daud. Bahkan di hadits
riwayat Muslim Nabi saw. mengultimatum, orang yang berbaju tapi auratnya
kelihatan , misalnya karena kainnya yang tipis atau kainnya minim, mereka kelak
di akhirat termasuk kelompok orang yang masuk neraka, bahkan tidak akan mencium
wanginya surga.
Dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah
204-205 Allah mengingatkan bahwa
penghancuran sebuah tatanan kehidupan umat, yang dilakukan oleh kaum munafiq
atau Islamophobia antara lain melalui pengrusakan wanita ( Al-Hartsa) dan
generasi muda ( An-Nasla ). Wanita hanya dijadikan sekedar alat pemuas nafsu,
dijadikan pajangan dan tontonan, dengan memamerkan auratnya, bahkan dijadikan
komoditi atau barang dagangan. Generasi
muda dihancurkan melalui pergaulan bebas, free love, free sex, narkoba, minuman
keras , dsb. Kalau kita memperhatikan film, iklan, vidio klip, sinetron, drama,
telenovela, baik di media cetak terutama media audio visual seperti televisi,
VCD, CD, internet kecenderungan kuat para sutradara film, para produsen iklan,
para pemimpin media menjadikan aurat sebagai bagian yang sangat mencolok untuk
menarik perhatrian pembaca, dan penonton. Yang ujung-ujungnya mengeruk
keuntungan materi, dengan mengabaikan tanggung jawab moral bahkan
mengorbankannya.
Manusia diciptakan oleh Allah
dengan naluri kecintaan kepada harta, kecintaan lelaki kepada wanita, dan sebaliknya, seperti diisyaratkan
dalam QS. Ali Imran : 14. Manusia juga ditakdirkan punya musuh yang sangat
berbahaya yang akan menjerumuskan manusia ke lembah kehinaan dan kenistaan,
baik di dunia terutama di akhirat, yakni musuh bernama syetan atau iblis. Syetan berusaha menggunakan harta dan wanita
sebagai alat memenuhi target dan obsesinya.memperbanyak teman di neraka
kelak. Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi
Nabi saw. mengingatkan bahwa wanita ketika menghadap dan atau membelakang
sering dijadikan alat syetan untuk menggoda kaum lelaki. Sementara Cara mendapatkan harta, mengunakan
harta dan menahan kewajiban yang harus dikeluarkan dari harta itu dalam bentuk
zakat, infaq, dan sedekah, merupakan strategi syetan menjerumuskan
manusia. Syetan juga berusaha membalikkan
pandangan manusia ( dajjal ) , sesuatu yang baik dikesankan buruk, sementara
yang buruk menjadi seolah baik. Sesuatu yang haram seperti pamer aurat (
erotisme ) dipandang sebuah kemajuan, atau modernitas, sebuah ekspresi seni,
dan sebuah kreatifitas. Sementara berbusana muslim dan menutup aurat dipandang
sebagai sebuah kekolotan, keterbelakangan dan primitif. Majlis Ulama dan para
Ulama yang memprotes erotisme dan sensualitas seperti yang selama ini
dipertontokan dalam bentuk “ goyang ngebor” , filem-filem Bollywood, dsb.
Dijadikan sebagai “ Terdakwa “ yang memasung kebebasan berkreasi dan
berekspresi, dan dianggap sebagai pelanggaran terhadap Hak asasi seseorang.
Pihak-pihak yang mendukung erotisme dan sensualitas diblow-up sedemikian seru
oleh media, seolah-olah prilaku dominasi dajjal tersebut baik dan benar.
Sementara pihak yang menentang dan memprotesnya hampir tak mendapat tempat di
media.
Islam memberikan saluran dan
koridor kepada manusia dalam menyalurkan kecintaan kepada lawan jenis melalui
pernikahan yang sah menurut syariat Islam.
Islam juga sangat peduli terhadap martabat dan keselamatan kaum
wanita.antara lain dengan mewajibkan menutup aurat, tidak erotis, supaya tidak
mengundang pelecehan seksual dan pemerkosaan. Tapi anehnya banyak gerakan
feminisme, yang mengususng tema dan memperjuangkan emansiapasi, dan kesetaraan gender, dan melakukan protes dan
demo tentang semakin eskalatifnya pelecehan seksual, malah mendukung erotisme
dan sensualitas. Sebuah sikap yang nyata-nyata kontardiktif dan
kontraproduktif. Bukankah terjadinya banyak pelecehan terhadap kaum wanita ini
disebabkan banyak wanita yang tampil erotis? Bukankah ini inti masalahnya ?
Sunguh sangat ironis dalam kasus
“ Inul” ketika ada pemuka agama yang
berani mengatakan bahwa Inul itu ciptaan Tuhan, maka goyangannya juga ciuptaan
Tuhan, mengapa kita dilarang untuk saling mencintai ciptaan Tuhan. Kalau logika
seperti ini yang dipakai, mengapa tidak sekalian berdalih, Syetan dan Iblis
juga ciptaan Tuhan, berarti mengikuti ajakan dan bisiskan Syetan juga menghargai
Tuhan ???Kalau dalih mencari nafkah dengan cara erotisme dan sensualitas ini
mau dipakai,